Halaman

Selasa, 29 November 2011

pegawai terbaik?

beberapa waktu lalu, saya didatangi seorang pegawai yang menyebarkan quesioner mengenai pegawai terbaik untuk jabatan tertentu. Lalu saya diminta mengisi quesioner tersebut, mungkin karena pekerjaan saya sedikit banyak terlibat dengan penilaian yang akan dilakukan.

disana terdapat dua nama yang menjadi kandidat pegawai terbaik (untuk jabatan tertentu) dan menurut sudut pandang pekerjaan saya, keduanya sama sekali tidak layak kalau dijadikan pergawai terbaik. apa sebab?

ya, keduanya jarang sekali berkoordinasi dengan saya, sekedar meminta data atau hal lain yang berhubungan dengan jabatan saya. jauh berbeda dengan pegawai lain yang secara rutin meminta data, koordinasi atau konsultasi dengan saya mengenai data dan informasi yang ada mengenai Wajib Pajak atau Aplikasi yang digunakan.

Lalu didalam formulir quesioner tersebut, ada penilaian dan skala nilai. Terakhir, saya diminta memilih salah satu dari dua pegawai untuk diusulkan menjadi pegawai terbaik (untuk jabatan tertentu). tentu saja saya menolak. tapi si pembawa quesioner meminta (baca: memaksa) saya untuk menentukan salah satu yang terbaik diantara keduanya. saya menolak mentah-mentah karena saya tetap teguh, keduanya belum pantas menjadi pegawai terbaik (untuk jabatan tertentu) dalam sudut pandang saya. jadilah saya menilai dengan penilaian yang sama dan juga menuliskan nama mereka.

usut punya usut, ternyata keduanya yang paling rajin mengadministrasikan pekerjaannya dibanding yang lain.
sungguh malang, ada beberapa pegawai yang saya rasa jauh lebih pantas menjadi pegawai terbaik (untuk jabatan tertentu) tapi tidak dijadikan kandidat karena tidak rajin mengadministrasikan pekerjaannya.

ya, inilah birokrasi.kadang semuanya harus serba disposisi, administratif dan ribet.