udah lama gak menulis mengenai hal yang bersifat pribadi, terakhir rasanya saat punya blog d multiply dulu.sayang, blog yg sangat dinamis itu udh g ada lagi skarang.sempat jadi toko online, tapi akhirnya mati juga.
hmm..saat ini saya berada d kereta gumarang eks lebaran(kereta tambahan) yg berangkat pukul 01.30 dini hari tadi.harusnya jam 10 pagi udah sampe d gambir, tp sampe jam 11.16 ini masih d daerah cikampek.gpp, istriku yg cantik jg sedang lelap tertidur.
oke, saya mulai nulisnya(lha yang diatas itu tadi apa?)
beberapa hari yang lalu, dalam perjalanan pulang dari tuban k bangilan, saya n istri berdiskusi diatas mobil kijang mertua yg pajak tahunannya 850rb. istri saya menyatakan keinginannya agar saya bisa mempersiapkan diri untuk meneruskan pendidikan ke jenjang S2 dimasa depan melalui jalur beasiswa.moblitas vertikal katanya.padahal S1 aj belom kelar karna nilai belum memuaskan.hehe
saya bukannya tak setuju..tapi kondisi organisasi tempat saya bekerja saat ini rasanya gak cocok dengan pandangan bodoh saya. Kalaulah Allah berkehendak kita mendapat beasiswa S2,yang menurut saya"uang hilangnya" g jauh beda dengan kuliah atas biaya sendiri..pada akhirnya akan berimbas pada promosi dan ditempatkan didaerah yg jauh.bedanya adalah,dengan beasiswa berarti saya nambah ikatan dinas.nah lhoo...
Yaa rabbi,saya g bisa membayangkan harus bagaimana jika jauh dari istri n keluarga.apa yg hendak saya cari didunia ini.kalau masa tua yang tersisa kelak(jika ada umur) menjadi tak berguna karna mudanya menghadapi kemacetan tiap hari,mengejar absen,dimarahi atasan,dll.
Kebanggaan itu tak ternilai memang,tapi kalau kebanggaan fana itu menjauhkan dari keluarga,menghabiskan dana untuk tiket pesawat,mengurangi waktu bersama keluarga,saya lebih memilih untuk hidup tenang jauh dari kebanggaan.
Saya lebih memilih untuk mengambil S2 dengan biaya sendiri,dengan keyakinan penuh atas rizki Allah. Kuliah yang tidak menambah ikatan dinas,meski untuk menjalaninya butuh tenaga ekstra dan pengorbanan lainnya. Tapi rasanya itu lebih efektif menurut pikiran bodoh saya.karna begitu waktunya tiba (gol. IIIa),saya gak perlu menunggu kapan kesempatan beasiswa itu ada.juga tak punya kekhawatiran jika harus hijrah k takdir Allah yg lain.
Oh iya,emang kenapa sih,kok tiba2 ngomongin S2 padahal S1 aj belom kelar?
Karna induk semang melipatgandakan pegawai s.d. 5tahun kedepan yg sebagian posisinya diisi oleh S1.jdi komposisi bakal gendut ditengah.kita perlu juga memikirkan gimana cara keluar dari komposisi pegawai S1. Mo ngejar beasiswa yang peluangnya kemungkinan kecil,atau jalan sendiri dengan cara sendiri.
Pada akhirnya,Allah sebaik-baik perencana..kita semua berjalan diatas rencanya-Nya. semoga Allah ridha atas diri kita.
0 komentar:
Posting Komentar